Monday, September 27, 2010

Ironi

"Kamu tahu, apa yang paling kusukai sekaligus kubenci di antara kita?"
"..."
"Ironi."

Karena dalam ironi, kita membangun dunia dalam mimpi-mimpi.
Karena dalam ironi, kita tertawa dalam tangis-tangis haru tanpa sebab.
Karena dalam ironi, kita berbagi harap dalam ketidakmungkinan yang kita utarakan.
Karena dalam ironi, kita mencuri peluk dan cium satu sama lain ketika kita saling marah dan membenci.
Karena dalam ironi, ada cinta terselip di saku bajumu, lipatan kerudungmu, lambaian tanganku.

"Aku tak bisa bilang rasa sayang ini sebuah cinta, atau cinta ini dipenuhi sayang untukmu. Yang kita perlu sekarang mungkin adalah kesempatan, baru kita tahu nanti tentang apa semua ini.." katamu; kataku.

Karena dalam ironi, kita tahu kita tidaklah nyata tapi kita terus mencoba...

2 comments:

deadyrizky said...

hih. Ironi.
bahkan karena ironi itu pula, saya sampai nyasar di sini dan ampe ngomen. Hehehe

masichang said...

ironi, ketika banyak sekali keinginan namun tak ada kemampuan.
ironi , ketika banyak sekali barang di etalase namun hanya tuk dilihat.
ironi, ketika banyak gedung pencakar langit tapi penghuninya kerdil.
ironi, ketika satelit telah lebih tinggi dari bulan tapi polusi dikaki tak terasa.
ironi, ketika cinta itu datang, tapi hatinya kosong.

Post a Comment