Monday, June 16, 2008

Candle Light Dinner semalam

Semalam, siapa yang memandangi langit?
Siapa yang menemukan keindahan langit itu tadi malam?

Saya benar-benar menikmatinya...
Bulan yang hampir penuh itu bersinar dengan terang.
Ditemani beberapa bintang yang tertutup awan, bias cahayanya begitu menentramkan hati yang gundah, badan yang lelah karena sempat bermain bola [ngga tega kalau mau bilang sepak bola], dan pikiran yang jenuh karena kurang tidur.

Walhasil, makan malam adalah penjernih yang baik untuk pikiran ini.

Ditemani lilin merah yang manis dan bersinar redup, jadilah saya makan malam semalam. Di bawah temaram cahaya rembulan itu, menu nasi goreng seadanya pun menjadi amat lezat. Pun teman makan malam yang ada di hadapan saya ini. Sayangnya, tidak ada perasaan apa-apa padanya dari hati saya ini.

Guess why?!

Ya saya masih normal kali, masih suka sama wanita, bukan lelaki seperti yang ada di hadapan saya malam tadi sewaktu makan malam.hehehe...

Kami berdua pun larut dengan pikiran masing-masing, andaikata yang ada di hadapan kami ini wanita yang kami cintai masing-masing. hemm...

Okey, cukup segitu khayalannya, nanti malah jadi yang enggak-enggak.

Nasi goreng ayam plus jus sirsak. Hmm...sederhana, namun tidak murah [bukan mahal]. Mereka menjadi saksi betapa pria-pria kesepian ini begitu tersiksa menghadapi kesendirian [hayah didramarisir nih...]

Setelah beberapa waktu berlalu, bapak kos pun ikutan nimbrung dan menu makan malam pun bertambah. Dari yang tadinya hanya membicarakan yang ringan-ringan, menjadi menjurus ke masalah pernikahan karena ada punggawa kosan yang segera akan menikah akhir minggu ini.

Nah, sehabis itu pertanyaan itu akhirnya datang juga ke giliranku. Wah, lagi-lagi masalah pelik satu ini. Bisa nggak si sementara ini hindarkan saya dari topik yang satu ini? hihihi...miris membahasnya.

Terima kasih PLN, atas kesediaanmu mematikan [lagi setelah berulang kali] listrik di kosan kami. Kami jadi sempat menikmati yang namanya Candle light dinner ini. Di bawah temaran bulan hampir purnama itu...

Saya tak apa kok kalau kalian mematikan terus listrik di lorong jalan ini. Saya tahu Indonesia sedang krisis energi. Saya maklum kok kalau sehari mati lampu sampai berulang kali.

Kan katanya kita memang harus berhemat. Soalnya kalau tidak sekalian dimatikan listriknya, mungkin kalian tak percaya kalau kami ini sedang belajar menghemat. Biar saja energi kita diminta sama pihak lain. Biar saja batubara kita terus diekspor dalam bentuk mentahan. Biar kita nanti bisa mengimpornya kalau sudah masak. Biar saja minyak kita ini bernasib sama dengan batubara-batubara itu.

Ha wong kita ini miskin kok. Saya tahu itu, kalau kita ini miskin. Saking miskinnya sampai mobil kita pun mewah-mewah begitu meski katanya bensin terlalu mahal. Saking miskinnya sampai kita meloakkan SK sekedar untuk foya-foya.

Ya karena kita ini miskin kok. Saking miskinnya sampai rela mengemis dan mengamen sekedar untuk membeli rokok. Saking miskinnya sampai mengantri BLT sambil nelpon pake HP yang kata nenek saya bisa buat 3G. Ha wong 3G saja saya ini ndak pernah makai. Jangankan makai, liat apalagi punya HP jenis itu juga ndak.

WONG SAYA INI MISKIN KOK. Sampai-sampai sekedar main eternit internet saja makai komputer kantor. Ha wong harga di warnet mahal kok. Kan katanya tarif telepon masih mahal, jadinya tarif internet-yang katanya orang pinter itu make sambungan telepo-ikutan mahal.

Saya ndak papa kok. Wong saya ini ya layaknya penjaga wartel kok di kantor. Sampai-sampai telepon kantor nantinya tagihannya membengkak. Saya juga ndak papa kalo nanti saya yang disalahkan. Wong saya ini orang kecil, ndak tahu apa-apa...

Ah, sudahlah, kok saya jadi terus mengeluh seperti ini [ha, emangnya saya mengeluh ya?wong saya nrimo kok!].

Akankah nanti malam saya diberi kesempatan candle light dinner lagi? Ha, wong orang miskin kayak saya aja bisa candle light dinner je.

Ya patut saja, ternyata di sini BANYAK ORANG KAYA TERIAK DIRINYA MISKIN kayak saya ini...

Yah...saya ini miskin, ndak punya modal kawin. ISIN...

8 comments:

RFarida said...

selamat nge-blog ria...
kata temen, mari qt budayakan PNS ngeblog :)..

terima kasih atas komentarnya pd blog saya...

salam ukhuwah.

Anonymous said...

weks...asyik no bisa candle light dinner. kapan2 bisa dicoba nih ama misuaku? kekekekkkkksss............

jadi dalam kesengsaraan karena mati lampu, justru bisa dimanfaatkan untuk romantis2an, kalo yang punya pasangan.

***ojo ngiri yo.....***

Kristina Dian Safitry said...

R U have free time, tonight? aku mengundang diner di tepi pantai.he..he...

btw, thanks atas kunjungan dan komentarnya.

cie said...

haha...mati lampu membawa berkah ya?!

mierz said...

wakkka...
iki bocah, ngeblog ae, kerja le..
hahah..

mampir blog ku ya le...
kita budayakan peternakan backlink , okeyh ....

bocahcilik™ said...

RAHMAH | hekekekeke...PNS ngeblog? ntar malah jadi goblog lho...

KAUDANAKU | wekekekeke...mau....

KRISTINA DIAN SAFITRY | hemm...dipertimbangkan deh undanganmu...

CIE | berkah dari mana...tetep aja miris...

kang AMIR | hakakakaka...rak ono kerjaan yo ngene kang...ngeblog...hekekekeke

Anonymous said...

Duh romantisnya......

Adinda Widyastari said...

Walah...
cerita punya cerita,
anak2 STAN bis lulus langsung nikah...

kakak nggak mau ikutan?
biar bisa candle light dinner tiap hari...
hehehe(gelap2an maksudnya)

Sungguh negara yang penuh dengan paradoks...
merasa miskin ditengah harta...

Post a Comment