Memamerkan pipinya yang memang merah.
Bagaimana dengan lugasnya si gadis Merah menentukan arah.
Tentang cara si gadis Merah menghalau gundah.
Juga menyingkirkan resah.
Dan justru menggantinya dengan tawa renyah.
Merah, Meriah, Indah.
Biru, menderu.
Memacu diri bak peluru.
Hanya agar dirinya, dan hatinya tak terharu biru.
Memamerkan tawa baru agar tak terburu.
Bahwa hatinya sedang terluruh.
Pada gadis Merah yang dikenalnya baru.
Ah, Biru tak pernah berani menampilkan warna birunya di depan Merah.
Dia takut, Merah tak kan suka dengan Birunya.
Tak berani sampai sampai nanti sang Merah tercemar Birunya.
Biru yang tak membiru.
Hanya justru terus menyalahkan waktu.
Mengapa Merah tak kunjung memberi petunjuk?
Biru seperti apakah gerangan yang diinginkan sang Merah?
Atau Si gadis Merah ini tak menghendaki biru, dan menghasratkan warna lain?
Ah, tapi Biru akan tetap selamanya biru.
Tak bisanya dia menjadi Merah, untuk menyamai si gadis Merah merona itu.
Mungkin ia bisa saja menjadi Hijau, ketika ia bertemu kuning.
Namun, tentu saja, Hijau itu bukan Biru.
Dan benarkah Merah itulah yang diinginkan Biru?
Bukan Kuning? Hijau? Hitam? Ataupun Putih?
Si Biru hanya tahu satu hal :
Ungu, dia nantinya adalah Ungu itu sendiri, meski ia adalah paduan Merah dan Biru.
Biarlah si gadis Merah itu memerahkan diri, hingga menjadi seindah-indahnya Merah.
Dan Biru akan berusaha membiru, selayak-layaknya Biru untuk Merah yang indah itu.
Agar nanti, ketika saatnya tiba, ketika Merah itu mengatakan "iya", paduan Merah dan Biru itu kan menjadi Ungu yang paling indah.
Tapi sampai kapan Biru akan mendengar kata "iya" itu, kalau si Biru sendiri pun tak berani menanyakannya pada si gadis Merah?
18 comments:
Sungguh hatiku membiru, menghadapi tak ada merah sedikitpun didarahku.
kebetulan aku juga suka warna ungu:
http://masciput.blogspot.com/2008/11/darahku-biru-ungu-viola.html
Wah, pempek? Gampang itu... (matur nuwun kepada seluruh perantau kuliner se indonesia)
Biru? Bar diantemi po?
(pulau gede di) indonesia yang belum dijelajahi kulionernya tinggal meduro!!!
--mangkane lemu!
Chelsea, MU, Fiorentina...
Aku menyukai merah, tetapi tidak begitu dengan biru. Kupu-kupu biruku telah pergi, terbang dengan kedua sayapnya, menjadikan hatilu membiru...
Kupu2 biruku sebenarnya tidak biru, dia berkamuflase agar aku mendekatinya....
Siaaaaaaaaal.
bingung aku....mahadewa ketemu di blogspot ya?
masalahe pas pelajaran nyanyi balonku ada 5 pas warna-warna aku ketiduran je.
lha postingan ente tentang warna jadi mbingungi..hehe
Merah itu cewenya, biru itu cowonya. Cowonya mau semakin biru dulu, biar si cewenya memerah.
Is that it? Hahaha
*puyeng*
jiah... warna biru dan merah, ngingetin balapan :P
merah sekedar warna bagiku ketika tak ada warna lainnya. begitu juga dengan biru.
tapi merah makin berwarna ketika bertemu biru,merah tak perlu menjadi biru dan biru tak perlu menjadi merah karena keduanya membuat satu sama lain menjadi indah.
nah... sekarang bener-bener bingung plus puyeng dengan komentar sendiri...
selamat menimati...
wah aq bukan drh biru tapi darah merah,......
heheh...............
Merah dan Biru?...
Kalo merah muda dan biru muda...
itu warna klasik CD cewek.
*lagi mesum*
tes komentar ya...
karna bikin blog lain pake email gmail dan login bareng2 komentarku beberapa kali diblock google
jebule pada neng kene toh ... tak ada kublog ternyata masih pada go blog,
haluuuu
hhmm berasa tua membaca hal ini jadi malu hehehe...waduh nih mahadewa yang terkenal di Ku-Blog ya duh maaf mas baru mampir
wew...
keren...
cuma dengan dua warna bisa macem-macem ya ekspresinya
astaga...
really really romantic post..
*^^* sukaa
babypink n babyblue, jadinya babyplum ...
:-D
Post a Comment