Tuesday, July 21, 2009

Bayanganku : Tuhan dan Hantu

Tuhan dan Hantu.
Mereka membayang.
Mana yang Tuhan, mana yang Hantu?
Hantu-kah Tuhanku, atau Tuhan-kah Hantuku?

Ketika apa yang menghantuiku lama-lama menjadi Tuhan dalam otakku, masuk ke tiap sel-sel bahkan tiap-tiap bagian terkecil darinya.
Benarkah yang kulakukan kalau begitu?
Nah, lalu apa patokan kebenarannya?

Dan ketika Tuhanku sendiri menghantuiku, menjadi pijakan tiap keputusanku : apakah itu juga benar?
Karena acap kali, aku memijak-Nya secara denotatif : menjadikan Dia pembenaran atas perbuatanku.
Bukankah pembenaran belum tentu turunan langsung dari kebenaran?

Merdekalah.
Toh Tuhan memberi kita akal bukan?
Dia menyuruh kita berpikir.
Bukan selalu meminta keputusan-Nya.
Dia meminta kita mandiri, kawan!
Yang Dia minta bukan kita meminta keputusannya : melainkan restu-Nya.
Merdekalah, dan Tuhan takkan hanya jadi bayanganmu...
:: Dapat tantangan menulis tentang bayangan dari diajeng satu ini. Mohon maaf agak melenceng.
:: Kadang, di antara dua pilihan atau lebih kita sering meragu. Kalau Tuhan maha tahu yang terbaik untuk kita, itu pasti. Selain karena Dia Yang Maha menentukan, juga karena Dia memberi kita petunjuk yang sering kita abaikan : Akal-otak dan Budi-hati.

4 comments:

nDa said...

Beratus-ratus tahun sudah
Kita tak pernah istirah
Betapa panjang ini perjalanan
Betapa panjang bayangan Tuhan
Betapa menyilaukan cahaya Tuhan
Kadang membutakan
Kadang membutakan
(Arifin C Noer)

Mencoba menangkap bayangan-Nya, dengan segala keterbatasan. Dan berserah kepada keluasan alam semesta untuk menakarnya.

nadya said...

pergilah ke tempat gelap maka kamu tak akan punya bayangan

Anonymous said...

Tuhanku, dipuntu-Mu aku mengetuk, mengharap untuk tidak berpaling...

ks'ti said...

saya takut salah kalo menulis ttg tuhan

Post a Comment